Minggu, 06 Januari 2013

IMUNOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Beberapa Istilah

a.       Imunologi
Adalah ilmu yang mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan daya tahan/ kekebalan/ imunitas tubuh terhadap serangan kuman/ mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit terutama penyakit infeksi.

b.      Imunitas/ kekebalan
Adalah suatu sifat yang dimiliki tubuh untuk melawan/ menolak/ resistensi serangan penyakit terutama penyakit infeksi.

c.       Sistem imun
Adalah sel atau gabungan sel – sel/ molekul – molekul dan jaringan yang berperan dalam menolak/ resistensi terhadap mikroorganisme atau bahan lainnya.

Sistem imun atau kekebalan diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya dari bahaya yang dapat timbul akibat berbagai bahan atau mikroorganisme yang ada di lingkungan.

1.2.Latar Belakang dan Sejarah

Konsep imunologi dikembangkan dari pemikiran adanya perlawanan tubuh terhadap infeksi ulang.
Beberapa abad yang lampau telah diketahui bahwa penyembuhan penderita dari suatu penyakit infeksi akan diikuti oleh kemampuan tubuh penderita untuk melawan infeksi ulang.
Pada abad ke XI dikenal cara imunisasi yang primitif (sederhana) seperti:
-         Di negeri China para dukun/ tabib menggunakan tepung kerak cacar untuk mencegah serangan penyakit cacar dimana pasien/ penderita diberi/ disuruh menghirup kerak cacar.
-      Hal yang serupa terjadi di Timur Tengah dimana tabib menggunakan tepung kerak cacar pada bahan kosmetik dimaksudkan untuk mencegah serangan penyakit cacar terutama pada remaja putri.
Konsep imunologi primitif ini berlangsung sampai abad XVIII.

1.3.Pelopor Konsep Imunologi Modern (Metode Ilmiah)
a.       Edward Jenner
Edward Jenner sebagai mahasiswa kedokteran melakukan inokulasi (=penanaman sesuatu/ kuman ke media pertumbuhan/ jaringan/ tubuh manusia).
Kerak cacar sapi pada seseorang ternyata dapat melindungi orang tersebut dari serangan penyakit cacar.
Edward Jenner melakukan penelitian ini berdasarkan pengamatannya terhadap seorang pemerah susu sapi dimana sapi tersebut pernah terjangkit penyakit cacar sapi. Ternyata pemerah susu sapi tadi kebal terhadap penyakit cacar.

b.      Louis Pasteur
Louis Pasteur melakukan penyelidikan/ pengembangan tekhnik pembiakan mikroorganisme secara in vitro sehingga ditemukan vaksin.

c.       Robert Koch
Robert Kock menemukan basil tuberculosis kemudian dikembangkannya dalam bentuk vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit tuberculosis.

d.      Roux dan Yersin
Kedua sarjana ini meletakkan dasar – dasar penemuan antitoksin. Mereka berhasil mengisolasi basil diphteri dan pada saat yang sama diketahui bahwa organisme tersebut mengeluarkan larutan toksin.

Kemudian oleh Van Behring dan Kitasato larutan tersebut diinokulasikannya pada hewan percobaan kemudian diambil serum hewan tersebut ternyata di dalam serum terdapat suatu zat yang dapat menetralkan toksin diberi nama antitoksin.

Zat antitoksin terrsebut dapat dipindahkan ke hewan yang lain yang belum pernah diberi toksin yang sama. Proses ini merupakan cara – cara imunisasi modern untuk mencegah penyakit disebut imunisasi pasif.

e.       Pfeiffer dan Bordet
Kedua ahli ini berhasil memisahkan suatu zat di dalam serum yang berbeda dari antibodi tetapi ikut serta dalam proses penghancuran bakteri. Zat tersebut dinamakan komplemen.

f.       Paul Erlich
Paul erlich mengembangkan teori humoral yaitu pengaruh zat kimia yang keluar/ dihasilkan oleh sel unutk pembentukan antibodi.

g.      Elie Metchnikoff
Elie Metchnikoff mengembangkan teori seluler yaitu pengaruh biologis sel pada reaksi atau perlawanan hospes/ tubuh terhadap benda asing.
Teori humoral maupun teori seluler saling terkait karena di dalam tubuh manusia baik faktor seluler maupun humoral saling tergantung sangat erat.

1.4.Fungsi Kekebalan (Imunitas) Tubuh

Kekebalan tubuh menjalankan tiga fungsi, yaitu:
a.       Fungsi Pertahanan
Fungsi pertahanan dimaksudkan untuk melawan masuknya mikroorganisme. Dalam hal ini mikroorganisme akan berhadapan dengan elemen – elemen pertahanan seluler. Bila pertahanan seluler dapat mengalahkan mikroorganisme maka tubuh akan keluar sebagai pemenang. Tetapi bila terjadi sebaliknya yaitu elemen – elemen pertahanan seluler mengalami kekalahan maka akan terjadi 2 hal:
·           Elemen seluler akan menjadi hiperaktif ditandai dengan timbulnya hal – hal yang tidak diinginkan seperti alergi.
·        Elemen seluler menjadi hipoaktif maka tubuh akan mengalami kepekaan terhadap infeksi ulang akan bertambah.

b.      Fungsi Homeostatis
Fungsi homeostatis dimaksudkan untuk mempertahankan keseragaman/ kesetimbangan dari jenis sel – sel tertentu.
Fungsi ini juga mengawasi fungsi degenerasi dan katabolisme normal serta isi tubuh lainnya dengan cara melakukan pembersihan elemen – elemen sel yang rusak.
c.       Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan dari sistem kekebalan tubuh adalah unutk memonitor/ mengenal terhadap adanya jenis – jenis sel abnormal yang secara tetap selalu terbentuk di dalam tubuh. Setelah dilakukan pengenalan terhadap sel – sel abnormal tadi maka sel tersebut akan dibuang.

Kemampuan tubuh untuk melawan infeksi ulang didasarkan pada bahwa manusia/ hewan merupakan makhluk multiseluler yang mempunyai kemampuan untuk mengenal atau mengingat bahan atau zat kimia yang dianggap diri sendiri atau sel dan dapat membedakannya dari benda asing atau non self. Tubuh akan berusaha untuk mengeluarkan atau memusnahkan bahan asing yang masuk ke dalam tubuh/ jaringan. Kemampuan inilah yang menjadi dasar imunologi. Dengan demikian pengertian yang lebih luas dari kekebalan yaitu mencakup semua mekanisme fisiologis yang membantu hospes/ tubuh unutk mengenal, menetralkan, membersihkan atau memetabolisme benda asing tersebut dengan atau tanpa kerusakan pada jaringan tubuh/ jaringan sendiri.

Sistem kekebalan tubuh dapat dibedakan atas:
1.        Sistem kekebalan alamiah, dan
2.        Sistem kekebalan didapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar