Minggu, 06 Januari 2013

Sistem Kekebalan Alamiah (Natural Immunity System)

BAB II
SISTEM KEKEBALAN ALAMIAH
=
SISTEM KEKEBALAN NON SPESIFIK
(NATURAL IMMUNITY SYSTEM)

Sistem kekebalan alamiah merupakan sistem kekebalan tubuh yang telah ada sejak kita lahir dan merupakan alat pertahanan tubuh yang paling terdepan dalam menghadapi penyebab (agent) penyakit karena dalam memberikan respon langsung terhadap agent tersebut.
Dikatakan tidak spesifik atau non spesifik karena tidak ditujukan khusus pada mikroba tertentu.

Sistem kekebalan alamiah dapat dibedakan atas:
1.        Kekebalan Ras (Racial Immunity)
Yaitu kekebalan berdasarkan perbedaan warna kulit.
Misal: suatu data statistik menyatakan bahwa orang – orang yang berkulit berwarna (negro) lebih peka/ sensitif terhadap penyakit tuberculosis daripada orang berkulit putih.

2.        Kekebalan Spesies (Species Immunity)
Yaitu adanya perbedaan kekebalan antara satu spesies dengan spesies lainnya.
Misal:
Ø  Penyakit levra secara alami hanya terjadi pada manusia tidak terjadi pada hewan.
Ø  Penyakit tetanus hanya terjadi pada manusia dan kuda, tidak terjadi pada hewan spesies lainnya.
Ø  Penyakit antraks hanya terjadi pada sapi tidak terjadi pada manusia dan hewan lainnya.

3.        Kekebalan Perorangan (Personal Immunity)
Yaitu adanya perbedaan kepekaan terhadap satu jenis penyakit pada beberapa orang dalam satu spesies atau ras.

Komponen – komponen atau organ – organ dalam tubuh atau di luar tubuh yang terlibat dalam kekebalan alamiah dapat dikelompokkan:

1.        Organ Pertahanan Fisik/ Mekanik

a.       Kulit
Adanya lapisan stratum korneum pada kulit yang sehat dan utuh dapat menghambat masuknya kuman/ mikroorganisme.
b.      Selaput lendir pernapasan
Selaput lendir pernapasan dapat menghalangi masuknya kuman atau benda asing lainnya melalui saluran pernapasan. Adanya kerusakan pasa selaput lendir pernapasan dapat disebabkan oleh iritasi, asap, asap rokok, asap kendaraan, industri, dll. Dengan adanya iritasi akan mempermudah resiko infeksi kuman.
c.       Silia/ rambut saluran pernapasan
Adanya silia/ rambut pada saluran pernapasan yang bergerak ke satu arah akan menyebabkan keluarnya kuman atau benda asing dari saluran pernapasan.
d.      Batuk/ bersin
Kedua proses alamiah ini akan menyebabkan keluarnya kuman atau benda asing dari saluran pernapasan.
2.        Organ Pertahanan Biokimiawi

Organ – organ tertentu pada tubuh manusia dapat mengeluarkan zat kimia spesifik yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh
Misalnya:
a.         Adanya cairan yang disekresi oleh mukosa saluran pernapasan kelenjar sebaseus kulit, cairan yang ada dalam telinga, cairan spermin dalam sperma. Semuanya dapat berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi.
b.         Adanya asam lambung di lambung, adanya enzim lisozin dalam keringat, air ludah, ASI dan air mata semuanya dapat melindungi tubuh dari infeksi kuman gram positif dengan cara menghancurkan dinding sel kuman.
c.         ASI mengandung laktoferin dan asam neuraminik. Kedua zat ini bersifat anti E. Coli dan staphylococcus.
d.        Serum, dalam serum terdapat laktoferin dan transferin. Kedua zat ini berfungsi untuk mengikat zat besi yang dibutuhkan untuk keidupan kuman pseudomonas.

3.        Organ Pertahanan Humoral
Di dalam darah terdapat berbagai bahan seperti:
v  Komplemen
v  Interferon
v  Protein C-reaktif
Zat ini dapat berperan sebagai pertahanan tubuh secara humoral.

v  Komplemen
Komplemen berperan dalam meningkatkan fagositosis dan mempermudah penghancuran bakteri dan parasit karena
a.         Komplemen dapat menghancurkan membran sel kebanyakan bakteri.
b.        Komplemen dapat melepaskan bahan yang bersifat chemotaktik sehingga dapat menarik/ merangsang makrofag.
c.         Komplemen dapat melapisi/ mengendap pada permukaan partikel/ kuman (disebut obsonisasi) sehingga akan mempermudah makrofag mengenal dan memfagositosis.

v  Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang mengandung inti. Interferon yang dihasilkan merupakan respon terhadap infeksi virus.

Interferon mempunyai sifat anti virus dengan cara:
1.      Interferon menginduksi sel normal di sekitar sel – sel yang terinfeksi virus sehingga sel normal menjadi resisten.
2.      Interferon dapat mengaktifkan NK – Cell
NK – Cell adalah sel pembunuh alami (Natural Killer Cell). Dimana sel – sel yang terinfeksi virus akan mengalami perubahan pada permukaannya.
Misal: sel menjadi bengkak, badan penuh virus.
Dengan adanya perubahan pada permukaannya akan mempermudah untuk dikenal oleh NK – Cell kemudian membunuhnya. Dengan demikian penyebaran virus dapat dicegah.

v  Protein C-reaktif
Protein C-reaktif dibentuk di dalam tubuh pada saat terjadi infeksi atau inflamasi. Fungsinya sebagai obsonin dan mengaktifkan komplemen. Fungsinya dalam imunitas alamiah yaitu dengan bantuan ion kalsium akan mengikat molekul – molekul yang terdapat di dalam tubuh bakteri.

4.        Organ Pertahanan Seluler
Di dalam tubuh banyak sel – sel yang berperan dalam pertahanan non spesifik. Ada tiga sel utama yang berperan dalam sistem pertahanan seluler:
A.    Sel fagosit
B.       Sel pembunuh alami (NK – Cell)
C.       Sel – sel mediator

A.       Sel fagosit
Di dalam tubuh banyak sel – sel yang dapat melakukan fagositosis (proses memakan => bendanya padat), bisa juga mengolah benda cair (meminum => pinositosis).
Sel fagosit dibentuk di sumsum tulang belakang. Disini sel fagosit berkembang dan menjadi dewasa. Sel fagosit dewasa masuk ke dalam sistem peredaran darah dengan nama monosit. Setelah 24 jam sel monosit bermigrasi (pindah) ke tempat tujuan akhir yaitu di jaringan, disini disebut sel makrofag. Apabila terjadi kerusakan pada jaringan maka sel – sel makrofag yang terdapat pada jaringan akan ikut rusak.
Sel fagosit dapat dibedakan:
ü  Sel monosit dan sel makrofag,
ü  Sel granulosit.

ü  Sel monosit dan sel makrofag
Merupakan sel – sel yang dapat melakukan fagositosis.
Mekanisme fagositosis:
1)        Tahap kemotaksis
Yaitu sel – sel fagosit (Mn dan Mk) bergerak ke tempat mikroorganisme yaitu sebagai respon adanya:
-            Zat – zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme
-            Adanya aktifitas komplemen
-            Adanya jaringan yang dirusak
2)        Tahap mengikat/ menangkap
Setelah sel fagosit bergerak mendekati mikrorganisme (kemotaksis) akan terjadi penangkapan/ pengikatan. Penangkapan dapat melalui reseptor spesifik maupun reseptor non spesifik.
3)        Tahap memakan (fagositosis)
Mikroorganisme yang telah berada di dalam sel fagosit akan berada di pagosum.
4)        Tahap membunuh/ mencerna
Mikroorganisme yang telah berada di dalam sel fagosit (kapsul pagosum) akan dibunuh/ dicerna (destruksi) dihancurkan. Proses destruksi/ mencerna/ penghancuran mikroorganisme di dalam sel fagosit karena di dalam sel fagosit memiliki enzim – enzim destruksi antara lain hidrogen peroksidase dan mieloperoksidase.
Enzim – enzim ini dapat mencerna protein, lemak, polisakarida, asam nukleat dari mikroorganisme sehingga mikroorganisme akan mati.

ü  Sel granulosit
Ada tiga sel yang termasuk sel granulosit:
1)        Neutrofil
Sel ini terdapat sebanyak 70% dari jumlah leukosit yang ada di dalam darah. Sel neutrofil dapat mengikat antibodi dan komplemen.
2)        Eusinofil
Sel ini terdapat sebanyak 2-5% dari jumlah sel – sel darah putih yang terdapat di dalam darah. Fungsi fagositosisnya hanya sedikit.
3)        Sel basofil dan sel mastosit
(dibicarakan pada sel mediator)

B.       Sel Pembunuh Alami (NK – Cell)
Sel ini merupakan sel limfoid yang diperlukan dalam sirkulasi darah. Sel ini tidak mempunyai ciri – ciri sel – B dan sel – T. Sel pembunuh alami dapat mengikat IgG. Sel pembunuh alami dapat membunuh sel tumor dan sel – sel yang terinfeksi virus dengan cara non spesifik tanpa bantuan antibodi. Interferon dapat mempengaruhi proses pematangan dan efek sitolitik sel pembunuh alami.

C.       Sel – Sel Mediator
Yang termasuk sel – sel mediator adalah:
a.       Sel mastosit dan sel basofil
b.      Sel trombosit


a.       Sel mastosit dan sel basofil
Kedua sel ini dapat melepaskan mediator – mediator seperti histamin dan heparin yang mempunyai aktivitas biologis.
-       Dapat meningkatkan permeabilitas maskular
-       Dapat meningkatkan konraksi otot polos
Misal: berdebar jantung
-       Dapat meningkatkan respon inflamasi
Sel basofil di dalam darah jumlahnya sedikit yaitu kurang dari 0,5% dari seluruh sel – sel darah putih.
Sel mastosit hanya ditemukan di jaringan tapi bisa mengeluarkan histamin dan heparin.

b.      Sel trombosit
Sel trombosit berperan dalam proses pembekuan darah dan inflamasi. Sel trombosit dapat mengikat antibodi IgG dan IgE.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar