Minggu, 06 Januari 2013

Sistem Kekebalan Didapat (Aquired Immunity System)

BAB III
SISTEM KEKEBALAN DIDAPAT
(AQUIRED IMMUNITY)
= KEKEBALAN SPESIFIK =

Sistem kekebalan spesifik terdiri dari sejumlah organ – organ limfoid antara lain:
v  Timus (Sel – T)
v  Kelenjar limfe
v  Limpa
v  Sussum tulang belakang
v  Tonsil
v  Sel – sel darah
v  Jaringan setara Bursa Fabricius (Sel – B)
ð  Terdapat pada hewan unggas. Misal: ayam

Berdasarkan fungsinya organ – organ ini dikelompokkan:
a.         Organ Limfoid Central
Organ limfoid central yaitu organ – organ tempat pembenihan, tempat pematangan, tempat pendewasaaan sel p- sel yang mampu bereaksi dengan antigen.
Yang termasuk organ limfoid central adalah:
v  Timus
v  Sumsum tulang belakang
v  Jaringan setara bursa fabricius

b.        Organ Limfoid Perifer
Yaitu organ tempat tinggal sel – sel yang telah dewasa dan tempat bereaksinya dengan antigen.
Yang termasuk organ limfoid perifer yaitu:
v  Kelenjar limfe
v  Limpa
v  Tonsil
v  Sel – sel darah

Kekebalan spesifik mempunyai kemampuan untuk mengingat, mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing (antigen) yang memasuki tubuh pertama sekali akan menyebabkan sel – sel sistem imun spesifik tersensitisasi ( terangsang). Kemudian pada pertemuan kedua dengan antigen yang sama maka akan terjadi penghancuran benda asing tersebut dengan cepat.
Sistem kekebalan spesifik hanya dapat menghancurkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya karena itu disebut spesifik.
Sel – sel sistem kekebalan spesifik berasal dari sel induk (STEM Cell). Sel induk ini akan menghasilkan 2 sel induk berikutnya.
Ø  Sel – T
Sel – T terdapat sebanyak 65 – 80% di dalam sirkulasi. Sel – T berasal dari sumsum tulang belakang dan berkembang di kelenjar Timus. Sel – T terlibat pada berbagai reaksi multi seluler seperti:
·      Kepekaan kulit terhadap zat kimia
·      Terlibat dalam reaksi hipersensitifitas tipe lambat
·      Terlibat dalam penolakan terhadap jaringan yang dicangkokkan

Sel – T yang telah aktif dalam mengeluarkan zat bahan yang mempunyai efek biologis disebut limfokin.
Ada beberapa jenis limfokin, yaitu:
·      Interleukin
·      Interferon

Fungsi sel – T yaitu:
·      Membantu sel – B dalam memproduksi antibodi
·      Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
·      Mengaktifkan makrofag dalam proses fagositosis

Beberapa populasi sel – T
1.      Sel – T penolong (Sel – Th) = (Sel – Ti)
Fungsi sel – T penolong yaitu:
o    Membantu sel – B dalam memproduksi antibodi
o    Mengaktifkan (menginduksi) populasi sel – B lainnya
o    Dapat mengerahkan makrofag ke tempat terjadinya reaksi hipersensitifitas tipe lambat (delayed hipersensitivy) = (Sel – Tdh)

2.      Sel – T penekan (supresson) (Sel – Ts)
Fungis sel – T penekan yaitu:
Menekan aktivitas sel – T lainnya termasuk sel – B

3.      Sel – T sitotoksik = cytotoxic (Sel – Tc)
Fungsi sel – T sitotoksik yaitu:
o    Mampu menghancurkan sel/ jaringan yang dicangkokkan
o    Mampu menghancurkan sel yang mengandung virus

Ø  Sel – B
Sel – B terdapat sebanyak 5 – 15% dari jumlah lymposit dalam darah.
Fungsi sel – B:
     Menghasilkan antibodi dimana antibodi yang dihasilkan sebagian dilepas oleh sel – B dan sebagian lagi tetap menempel pada permukaan sel – B.
antibodi yang sering menempel yaitu: IgG dan IgM
1 sel – B akan membentuk1 jenis antibodi dengan kekhususan tertentu. Jadi perlu banyak sel – B untuk mengenal sekian banyak pula antigen yanga da pada lingkungan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar