BAB III
SISTEM KEKEBALAN DIDAPAT
(AQUIRED IMMUNITY)
= KEKEBALAN SPESIFIK =
Sistem kekebalan spesifik
terdiri dari sejumlah organ – organ limfoid antara lain:
v Timus (Sel – T)
v Kelenjar limfe
v Limpa
v Sussum tulang belakang
v Tonsil
v Sel – sel darah
v Jaringan setara Bursa Fabricius (Sel – B)
ð Terdapat pada hewan unggas. Misal: ayam
Berdasarkan fungsinya
organ – organ ini dikelompokkan:
a.
Organ Limfoid
Central
Organ limfoid central yaitu organ –
organ tempat pembenihan, tempat pematangan, tempat pendewasaaan sel p- sel yang
mampu bereaksi dengan antigen.
Yang termasuk organ limfoid central
adalah:
v Timus
v Sumsum tulang belakang
v Jaringan setara bursa fabricius
b.
Organ Limfoid
Perifer
Yaitu organ tempat tinggal sel – sel
yang telah dewasa dan tempat bereaksinya dengan antigen.
Yang termasuk organ limfoid perifer
yaitu:
v Kelenjar limfe
v Limpa
v Tonsil
v Sel – sel darah
Kekebalan spesifik
mempunyai kemampuan untuk mengingat, mengenal benda yang dianggap asing bagi
dirinya. Benda asing (antigen) yang memasuki tubuh pertama sekali akan
menyebabkan sel – sel sistem imun spesifik tersensitisasi ( terangsang).
Kemudian pada pertemuan kedua dengan antigen yang sama maka akan terjadi
penghancuran benda asing tersebut dengan cepat.
Sistem kekebalan spesifik
hanya dapat menghancurkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya karena itu
disebut spesifik.
Sel – sel sistem
kekebalan spesifik berasal dari sel induk (STEM Cell). Sel induk ini akan
menghasilkan 2 sel induk berikutnya.
Ø Sel – T
Sel – T terdapat sebanyak 65 – 80% di
dalam sirkulasi. Sel – T berasal dari sumsum tulang belakang dan berkembang di
kelenjar Timus. Sel – T terlibat pada berbagai reaksi multi seluler seperti:
· Kepekaan kulit terhadap zat kimia
· Terlibat dalam reaksi hipersensitifitas tipe
lambat
· Terlibat dalam penolakan terhadap jaringan yang
dicangkokkan
Sel – T yang telah aktif dalam mengeluarkan zat bahan yang mempunyai efek
biologis disebut limfokin.
Ada beberapa jenis limfokin, yaitu:
· Interleukin
· Interferon
Fungsi sel – T yaitu:
· Membantu sel – B dalam memproduksi antibodi
· Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi
virus
· Mengaktifkan makrofag dalam proses fagositosis
Beberapa populasi sel – T
1. Sel – T penolong (Sel – Th) = (Sel – Ti)
Fungsi sel – T penolong yaitu:
o
Membantu sel
– B dalam memproduksi antibodi
o
Mengaktifkan
(menginduksi) populasi sel – B lainnya
o
Dapat
mengerahkan makrofag ke tempat terjadinya reaksi hipersensitifitas tipe lambat (delayed
hipersensitivy) = (Sel – Tdh)
2. Sel – T penekan (supresson) (Sel – Ts)
Fungis sel – T penekan yaitu:
Menekan aktivitas sel – T lainnya termasuk sel – B
3. Sel – T sitotoksik = cytotoxic (Sel – Tc)
Fungsi sel – T sitotoksik yaitu:
o
Mampu
menghancurkan sel/ jaringan yang dicangkokkan
o
Mampu
menghancurkan sel yang mengandung virus
Ø Sel – B
Sel – B terdapat sebanyak 5 – 15% dari
jumlah lymposit dalam darah.
Fungsi sel – B:
Menghasilkan antibodi dimana antibodi yang
dihasilkan sebagian dilepas oleh sel – B dan sebagian lagi tetap menempel pada
permukaan sel – B.
antibodi yang sering menempel yaitu:
IgG dan IgM
1 sel – B akan membentuk1 jenis antibodi dengan
kekhususan tertentu. Jadi perlu banyak sel – B untuk mengenal sekian banyak
pula antigen yanga da pada lingkungan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar